Minggu, 13 November 2011

Tugas IBD bulan 2 ( pertama)

Konsepsi IBD dalam kesusastraan
A.     Pengertian dari prosa dan puisi
Prosa ialah karya sastra dalam bentuk bahasa yang terurai tidak terikat oleh rima, ritma, jumlah baris dan sebagainya. Adapun unsure-unsur instrik dalam prosa
 1.Tema adalah tentang apa prosa tersebut berbicara
2. Amanat atau pesan yaitu nasehat yang hendak disampaikan kepada pembaca
3. Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk cerita
4. Perwatakan atau karakteristik atau penokohan adalah cara-cara pengarang menggambarkan watak pelaku.
5. Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan diri
1. Sudut pandang orang pertama adalah pengarang sebagai pelaku
2. Sudut pandang orang ketiga adalah pengarang tidak menjadi pelaku
6. Latar atau seting adalah gambaran atau keterangan mengenai tempat, waktu, situasi atau suasana berlangsungnya peristiwa
7. Gaya bahasa adalah corak pemakaian bahasa.
Puisi adalah bentuk karangan yang tidak terikat oleh rima, ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.
Unsure-unsur intrinsik puisi adalah
1. Tema yaitu tentang apa puisi itu berbicara
2. Amanat yaitu apa yang hendak dinasehatkan kepada pembaca
3. Rima yaitu persamaan-persamaan bunyi
4. Ritme yaitu perhentian-perhentian atau tekanan-tekanan yang diatur
5. Majas atau gaya bahasa yaitu permainan bahasa untuk efek estetis maupun maksimalisasi
6. Kesan yaitu perasaan yang diungkap lewat puisi
7. Diksi yaitu pilihan kata atau ungkapan
            Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7) menyimpulkan bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.
B.      Jenis-Jenis Prosa dan Puisi
1.      Jenis-Jenis prosa
Berdasarkan pembagian sejarah sastra Indonesia, dikenal 2 macam sastra, yaitu sastra klasik dan sastra modern. Sastra modern termasuk di dalamnya prosa baru yang mencakup roman, novel, novel populer, cerpen. Selanjutnya sastra klasik termasuk di dalamnya yaitu prosa lama yang mencakup cerita rakyat, dongeng, fabel, epos, legenda, mite, cerita jenaka, cerita pelipur lara, sage, hikayat, dan silsilah.
Roman adalah salah satu jenis karya sastra ragam prosa. Pengertian roman pada mulanya ialah cerita yang ditulis dalam bahasa Romana. Dalam perkembangannya kemudian, roman berupa cerita yang mengisahkan peristiwa/pengalaman lahir/batin sejumlah tokoh pada satu masa tertentu.
2.      Jenis-jenis puisi
1.    Puisi Lama
Puisi lama dapat dibedakan menjadi:
1.      Bidal adalah sebuah pribahasa atau pepatah yang berisikan tentang nasehat, sindiran, peringatan.
2.      Syair adalah sebuah puisi lama yang tiap – tiap baitnya itu harus terdiri dari 4 Larik dan berakhiran dengan menggunakan bunyi yang sama.
3.      Gurindam adalah sebuah sajak yang terdiri dari 2 baris yang berisikan tentang nasehat dan petuah.
4.      Seloka adalah sajak yang mengandung ajaran ( sindiran ) biasanya terdiri dari 4 larik yang bersajak a – a – a – a yang mengandung sampiran dan isi.
5.      Talibun adalah sebuah pantun yang bersajakan abc, abc, abcd, abcd atau bersilangdan terdiri dari 6, 8 dan 10 baris.
6.      Masnawi adalah jenis puisi asala persi berirama dua – dua dan berisi pujaan
7.      Bidai digunakan masyarakat lama untuk mengungakapakan sesuatu. bidai mengunakan bahsa kaisan dan dapat di bedakan menjadi bebrapa macam : pepatah, kiasan, pameu.
8.      Kit’ah adalah puisi arab yang berisi nasehat – nasehat.
9.      Bajal adalah pusi arab yang berisi antara kasih.
10.  Nazam adalah puisi arab yang berisi hal – hal yang berkaitan dengan nasihat.
2.        Puisi Baru
Puisi dapat dibedakan menjadi :
1.      Distikon ( sajak 2 seuntai ) : sajak yang terdiri dari 2 baris kalimat dalam setiap baitnya. distikon bersajak a – a.
2.      Tarzina adalah sajak 3 seuntai artinya setiap baitnya terdiri dari tiga buah kalimat. tarzina bersajak a – a – a, a – a – b, a – b – a, a – b – b.
3.      Kuatrin : sajak 4 seuntai artinya setipa baitnya terdiri dari 4 buah kalimat. kuatrin bersajak ab / ab, aa / aa, ab / ab atau aa / bb )
4.      Kuint ( sajak lima seuntai ) : sajak yang terdiri dari baris 5 kalimat dalam setiap baitnya. kuint bersajak a – a – a – a – a.
5.      sekte : sajak enam seuntai atau puisi atau sajak yang terdiri dari enam buah kalimat dalam setiap baitnya. persajakan dalam sekte tidak beraturan.
6.      Septina : sajak tujuh seuntai atau sajak setipa baitnya terdiri dari tujuh buah kalimat. persajakan septina juga tidak beraturan.
7.      Stanza : sajak delapan seuntai, yaitu setiap baitnya terdiri dari delpana buah kalimat. stanza disebut juga oktava. serti halnya sktet dan septina, persajakan stanza tidak berurutan.
3)   Puisi Modern
Puisi Modern dapat dibagi menjadi :
1.      1. Ode : sajak yang isinya mengandung pujian kepada seseorang suatu bangsa, atau sesuatu yang di anggap mulia.
2.     2. Himne : sajak pujian kepada tuhan yang maha kuasa himne sering disebut sajak ketuhan.
3.      3. Elegi : sajak yang berisi duka mestapa. sajak ini selalu mengungkapkan sesuatu yang pedih.
4.      4. Elpigram : sajak yang berisi tentang ajaran – ajaran moral, nilai hidup yang baik dan benar, yang dilukiskan dengan ringkasan.
5.      5. Satire : sajak yang isinya mengecam, mengejek dengan kasar ( sarkasme ) dan tajam
( Sisnis ) terhadap suatu ketidakadilan yang ada dalam masyarakat. 
 1. Romance : sajak yang berisi tentang cinta kasih, cinta kasih ini tidak hanya antara sepasang kekasih, tetapi cinta kasih terhadap segalanya.
2. Balada : sajak yang berisikan cerita atau kisah yang mungkin terjadi atau hanya khayalan penyairnya saja .
Ditinjau dari bentuk dan isinya, puisi dapat dibedakan menjadi:
1. Puisi epic, yaitu suatu puisi yang didalamnya mangandung cerita kepahlawanan, baik kepahlawanan yang berhubungan dengan legenda, kepercayaan maupun sejarah. Puisi epic dibedakan menjadi folk epic, yakni jika nilai akhir puisi itu dinyanyikan, dan literary epic, yakni jika nilai akhir puisi untuk dibaca, dipahami, dan diresapi maknanya.
2. Puisi naratif, Yakni puisi yang didalamnya mengandung suatu cerita, mejadi pelaku, perwatakan, setting, maupun rangkaian peristiwa tertentu yang menjalin suatu cerita. Jenis puisi yang termasuk dalam jenis puisi naratif adalah balada yang dibedakan menjadi folk ballad dan literary ballad. Ini adalah ragam puisi yang berkisah tentang kehidupan manusia dengan segala macam sifat pengasihnya, kecemburuan, kedenkian, ketakutan, kepedihan, dan keriangan. Jenis puisi lain yang termasuk dalam puisi naratif adalah poetic tale, yaitu puisi yan berisi dongeng-dongeng rakyat.
3. Puisi lirik, yakni puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala macam endapan pengalaman, sikap, maupun suasana batin yang melingkupinya. Jenis puisi lirik umumnya paling banyak terdapat dalam khazanah sastra modern Indonesia. Misalnya, dalam puisi-puisi Chairil Anwar, Sapardi Djoko Darmono, dan lain-lain.
4. Puisi dramatic, yakni salah satu jenis puisi yang secara objektif menggambarkan perilaku seseorang, baik lewat lakuan, dialog, maupun monolog sehingga mengandung suatu gambaran kisan tertentu. Dalam puisi dramatic dapat saja penyair berkisah tentang dirinya atau orang lain yang diwakilinya lewat monolog.
5. Puisi didaktik, yakni puisi yang mengandung nilai-nilai kependidikan yang umumnya ditampilkan secara eksplisit.
6. Puisi satiric,
yakni puisi yang mengandung sindiran atau kritik tentang kepincangan atau ketidak beresan kehidupan suatu kelompok maupun suatu masyarakat.
7. Romance, yakni puisi yang berisi luapan rasa cinta seseorang terhadap sang kekasih.
8. Elegi, yakni puisi ratapan yang mengungkapkan rasa pedih dan kedukaan seseorang.
9. Ode, yakni puisi yang berisi pujian terhadap seseorang yang memiliki jasa atau sikap kepahlawanan.
10. Hymne, yakni puisi yang berisi pujian kepada Tuhan maupun ungkapan rasa cinta terhadap bansa dan tanah air.
C. Contoh puisi dan prosa
Contoh Pusi :

JEJAK KASIH SEORANG IBU

Ibu,
Terekam jejak-jejak indahmu kala membentukku menjadi seperti sekarang ini
Jejak-jejak kasihmu yang harum mewangi tak akan pernah kulupakan
Saat aku masih ringkih dan lemah
Kau tatih aku, kau gendong aku, kau dekap aku dengan kehangatan cintamu
Ketulusan yang kau tanamkan pada jiwa dan ragaku
Menjadi energi yang dahsyat bagi inspirasiku
Ibu,
Kala aku kanak-kanak, kau tuntun aku dengan prilakumu yang elok
Kau rendra hari-hariku dengan kasih sayangmu yang utuh
Dongeng-dongeng yang kau ceritakan tentang makna kehidupan
Kala menghantarku beranjak kealam tidurku
Seolah terpahat direlung-relung hatiku
Memberikan pencerahan yang indah dalam warna jiwaku
Ibu,
Saat aku remaja dan kenakalanku menjelma
Dengan sabar kau menasehatiku dan bukan mencaciku
Petuahmu mengalir seperti udara yang menyejukan kalbu
Meski kau bukan filosof namun kata-katamu sebijak para pujangga
Walau kau bukan professor namun analog-analogmu secerdas para ahli
Jiwa pemberontakanku menjadi luntur karena kebijakanmu
Ibu,
Kini aku telah mandiri, dengan seabrek gelar dan kepangkatan
Lalu munculah sifat sombongku terhadapmu
Aku mulai enggan menuruti nasehatmu, dan kuanggap sebagai angin lalu
Aku merasa lebih pintar, lebih ahli dan lebih mengerti darimu
Aku tak mau lagi mendengar petuahmu, yang kuanggap telah usang dan ketinggalan jaman
Aku mengguruimu dengan dalil-dalil agama
Aku menuturimu dengan teori-teori ilmiah
Karena aku merasa bahwa aku adalah manusia generasi modern dan engkau berasal dari generasi masa lalu
Ibu,
Sungguh tak pantas aku berbuat demikian
Sungguh tak elok aku memperlakukanmu seperti itu
Aku tak akan mampu membayar dengan berapapun hartaku atas setetes air susu yang telah kau tetekan ditenggorokanku
Aku tak mungkin bisa mengganti dengan seluruh pengabdianku padamu atas ketulusanmu membersihkan kotoran-kotoran masa kecilku
Ibu,
Maafkanlah semua kesombonganku
Dalam kesadaranku yang baru hinggap ini
Ijinkanlah aku bersimpuh dikakimu
31 January 2010
Contoh Prosa:
Angkaro dan Tunturana
Dua kor kepiting, Angkaro dan Tuturana, bersahabat karib. Mereka tinggal bersama di pinggir laut, di balik bebatuan. Mereka bersembunyi karena takut pada orang-orang yang mencari ikan dan kepiting. Apabila laut pasang, mereka bermain tanpa takut akan ditangkap manusia.
Pada suatu malam, ketika bulan purnama, Angkaro dan Tuturana keluar menikmati keindahan alam.
” Sahabat, bagaimana kalau kita hiasi punggung kita agar kelihatan menarik ?” kata Angkaro.
”Bagus sekali idenya. Kita memang perlu mempercantik diri agar kelihatan menarik. Tapi, bagaimana caranya ? ” tanya Tuturana.
”Bagini.”sahut Angkaro, ”Kita lukis punggung kita dengan cat warna-warni yang menarik.”
” Wah, menarik sekali.Bagaimana kalau aku dulu yang dilukis. Boleh atau tidak ? tanya Tuturana.
”Baiklah.”kata Angkaro.
Angkaro mulai mengukir punggung Tuturana. Punggung Tuturana  dihiasi dengan bulatan-bulatan dari muka ke belakang, dan dari atas ke bawah. Lukisan itu sangat mempesona.
”Sudah selesai sahabat.”kata Angkaro.
Tuturana bercermin pada di air laut yang jernih.
“Bagus, bukan?”tanya Angkaro.
“Bagus sekali. Terima kasih sahabat.”kata Tuturana,
”Sekarang giliranku.”kata Angkaro.
Tiba-tiba air laut surut. Datanglah pencari ikan membawa obor. Kedua ekor kepiting itu pun terkejut. Berlarilah mereka untuk menghindari bahaya.
”Maaf, sahabat. Orang-orang sudah datang untuk menangkap kita. Tidak ada waktu lagi untuk melukis punggungmu.” kata Tuturana.
”Tidak punggungku harus kamu ukir !” teriak Angkaro.
Melihat obor-obor semakin dekat, Tunturana menggambari punggng Angkaro dengan dengan kuas dan cat tanpa bentuk. Punggung Angkaro sekarang penuh dengan garis tidak karuan karena tergesa-gesa hendak menyelamatkan diri.
Angkaro terpaksa menerima keadaan. Keduanya berkawan dalam bentuk yang amat berbeda: Tuturana cantik dan Angkaro jelek.
Sumber : Aku Cinta Bahasa Indonesia kelas IV , Tiga Serangkai




http://ilmubholang.wordpress.com/2011/05/22/jenis-jenis-puisi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar